*Jika (Linkbucks AD) atau banner diatas halaman mengganggu klik saja HIDE FRAME

Sabtu, 16 Juli 2011

Home » » Beritanya di kalangan Quraisy

Beritanya di kalangan Quraisy

Akan tetapi pagi itu juga Quraisy sudah mengetahui berita
adanya ikrar itu. Mereka terkejut sekali. Pagi itu
pemuka-pemuka Quraisy mendatangi Khazraj di tempatnya
masing-masing. Mereka menyesalkan Khazraj dan mengatakan,
bahwa mereka tidak ingin berperang dengan Khazraj. Tetapi
kenapa mau bersekutu dengan Muhammad memerangi mereka. Ketika
itu juga orang-orang musyrik dari kalangan Khazraj
bersumpah-sumpah bahwa hal semacam itu tidak ada sama sekali.
Sedang Muslimin malah diam saja setelah dilihatnya Quraisy
lagaknya akan mempercayai keterangan orang-orang yang seagama
dengan mereka itu.

Sekarang Quraisy kembali tanpa dapat mengiakan atau meniadakan
berita tersebut. Tetapi mereka terus menyelidiki, kalau-kalau
dapat mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Sementara itu
orang-orang Yathrib sudah mengangkat perbekalan mereka dan
kembali menuju negeri mereka sebelum pihak Quraisy mengetahui
benar apa yang mereka lakukan itu.

Setelah kemudian Quraisy mengetahui, bahwa berita itu memang
benar, mereka berangkat mencari orang-orang Yathrib itu.
Tetapi sudah tak ada lagi yang akan dapat mereka jumpai selain
Sa'd b. 'Ubada, yang lalu diambil dan dibawanya ke Mekah. Ia
disiksa. Tetapi kemudian Jubair b. Mut'im b. 'Adi dan
al-Harith b. Umayya datang menolongnya. Dulu orang ini pernah
menolong mereka ketika mereka dalam perjalanan perdagangan ke
Syam lewat Yathrib.

Kalau begitu kekuatiran Quraisy kiranya tidak
berlebih-lebihan, begitu juga dalam mengejar jejak mereka yang
telah ikrar kepada Muhammad akan memerangi mereka itu. Mereka
telah mengenalnya selama tigabelas tahun terus-menerus, sejak
permulaan kenabiannya. Mereka sudah berusaha mati-matian
melancarkan perang pasif itu kepadanya, dan masing-masing
sudah pula menghadapinya. Mereka mengetahui itu adalah karena
keyakinannya kepada Tuhan, karena teguhnya ia berpegang pada
ajaran yang benar. Ia sudah tak dapat dilunakkan dan tak dapat
pula dibujuk. Ia tak pernah gentar menghadapi gangguan,
menghadapi siksaan, menghadapi pembunuhan. Sesudah ia dan
pengikut-pengikutnya disakiti dengan pelbagai macam gangguan,
sesudah ia dikepung di celah-celah bukit, seluruh penduduk
Mekah diteror dengan bermacam-macam ketakutan supaya jangan
jadi pengikutnya, terbayang oleh Quraisy bahwa mereka sudah
hampir mengalahkannya, kegiatannya hanya akan terbatas dalam
lingkaran sempit pengikut-pengikutnya yang masih berpegang
pada agama itu saja. Dia dan sahabat-sahabatnya tidak lama
lagi sudah akan jemu dalam pengasingan, dan akan kembali
tunduk menyerah di bawah kekuasaan mereka.

Tetapi sekarang, dengan adanya perjanjian persekutuan baru
ini, pintu harapan akan menang jadi terbuka didepan Muhammad
dan pengikut-pengikutnya. Setidak-tidaknya harapan kebebasan
menyebarkan agama, serta menyerang berhala-berhala dan
penyembah-penyembahnya. Siapa tahu apa yang akan terjadi kelak
terhadap masyarakat seluruh jazirah Arab itu, bila sudah
mendapat bantuan Yathrib berikut Aus dan Khazrajnya, dan
sesudah mendapat perlindungan dari serangan musuh, disertai
adanya kebebasan melakukan upacara agama serta mengajak pihak
lain turut bergabung. Kalau Quraisy tidak dapat mengikis
gerakan ini di tanah tumpah darahnya sendiri maka kekuatiran
mereka pada hari kemudiannya tetap selalu membayang, dan
kemenangan Muhammad terhadap mereka masih tetap menggelisahkan
mereka.

Oleh karena itu sungguh-sungguh mereka memikirkan apa yang
harus mereka lakukan guna menggagalkan usaha Muhammad itu,
serta menghancurkan gerakan barunya. Demikian juga dia sendiri
tidak kurang dari Quraisy dalam memikirkan hal ini. Pintu yang
telah dibukakan Tuhan di hadapannya itu ialah pintu kehormatan
bagi agama Allah, pintu yang akan memberi tempat pada arti
kebenaran. Perjuangan yang sekarang berkecamuk antara dia
dengan pihak Quraisy, adalah suatu peristiwa yang paling hebat
terjadi sejak masa kerasulannya, yakni suatu perjuangan hidup
atau mati bagi kedua belah pihak. Sudah tentu, kemenangan itu
ada pada pihak yang benar. Keputusannya sudah bulat. Bolehlah
ia minta pertolong an Tuhan. Biarlah, segala tipu-daya yang
sudah dilakukan Quraisy itu akan bersifat lebih menghina
mereka sendiri melebihi yang sudah-sudah. Ia akan terus maju,
tapi dengan sikap bijaksana, tenang dan hati-hati. Masalahnya
adalah masalah kecekatan politik dan kecerdikan seorang
pemimpin yang saksama.

Sumber : ugm.ac.id

Translate to | Terjemahkan ke :

0 komentar:

Posting Komentar